S e l a m a t D a t a n g P a r a T a m u T a k D i U n d a n g !!!!

Filsafat Ilmu


PENDAHULUAN


  1. Latar Belakang

Interaksi antara ilmu dan filsafat mengandung arti bahwa filsafat dewasa ini tidak dapat berkembang dengan baik jika terpisah dari ilmu. Ilmu tidak dapat tumbuh dengan baik tanpa kritik dari filsafat.Dalam perkembangan lebih lanjut menurut Koento Wibisono (1999), filsafat itu sendiri telah mengantarkan adanya suatu konfigurasi dengan menunjukkan bagaimana “pohon ilmu pengetahuan” telah tumbuh mekar-bercabang secara subur. Masing-masing cabang melepaskan diri dari batang filsafatnya, berkembang mandiri dan masing-masing mengikuti metodologinya sendiri-sendiri.
Terlepas dari berbagai macam pengelompokkan atau pembagian dalam ilmu pengetahuan, banyak persoalan filsafat sekarang sangat memerlukan landasan pengetahuan ilmiah supaya argumentasinya tidak salah.
Berdasarkan permasalahan yang ada, maka penulisan ini akan difokuskan pada pembahasan tentang ‘‘LANDASAN PENELAAHAN ILMU’’.
.
  1. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas terdapat beberapa rumasan masalah sebagai berikut :
1)      Apa definisi ilmu ?
2)      Apa yang menjadi landasan penelaahan ilmu ?
3)      Apa hubungan dan manfaat dari landasan ilmu ?

  1. Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk :
1)      Mengetahui definisi ilmu
2)      Mengetahui landasan penelaahan ilmu
3)      Mengetahui hubungan dan manfaat landasan penelaahan ilmu

II
PEMBAHASAN


  1. Definisi Ilmu

Bila kita menengok pendapat Al-Ghozali dan Descartes, ilmu yang riil
harus benar-benar bisa memastikan jalan di hadapan semua keraguan. Kita kutip ucapan Al-Ghozali mengenai hal ini : “Ilmu yakin adalah ilmu yang menyingkapkan sesuatu yang diketahui secara jelas, sehingga tiada ruangan lagi untuk keraguan, kesalahan atau kekeliruan.”[1]
            Etos ilmu itu telah menumbuhkan proses belajar-mengajar yang pada giliranya menimbulkan perkembangangan ilmu dalam berbagai cabangnya. Berbagai ilmu itu telah menjadi pendorong perubahan dan perkembangan masyarakat. Dengan demikian, ilmu telah menjadi salah satu unsur kebudayaan, bahkan mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam masyarakat di masa lampau.[2]
            Pengetahuan adalah terminologi generic yang mencakup segenap cabang pengetahuan yang kita miliki. Sementara ilmu lebih dikenal sebagai disiplin pengetahuan yang relatif lebih teratur dan terorganisasikan.[3] Hal itu tercermin dari keharusannya yang didukung oleh bukti dan kesahihan (validitas) metode yang digunakan untuk memperolehnya.[4]
           
  1. Landasan Penelaahan Ilmu

Landasan pokok dalam penelaahan ilmu pengetahuan bertumpu pada tiga cabang filsafat yaitu ontologi, epistemologi dan aksiologi. Landasan ontologi berkaitan dengan pemahaman seseorang tentang kenyataan, landasan epistemologi memberikan .pemahaman tentang sumber dan sarana pengetahuan manusia dan aksiologi yang memberikan suatu pemahaman tentang nilai hubungan kualitas objek dengan subjek (ilmuan).[5]

1.       Ontologi
Ontologi menurut Anton Bakker (1992) merupakan ilmu pengetahuan yang paling universal dan paling menyeluruh. Penyelidikannya meliputi gejala pertanyaan dan penelitian lainnya yang lebih bersifat bagian. Ontologi berusaha memahami keseluruhan kenyataan, segala sesuatu yang mengada segenapnya.
Dasar ontologi dari ilmu berhubungan dengan materi yang menjadi objek penelaahan ilmu. Berdasarkan yang telah ditelaahnya, ilmu dapat disebut sebagai pengetahuan empiris, karena objeknya adalah sesuatu yang berada dalam jangkauan pengalaman manusia yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang dapat di uji oleh panca indra manusia. Berlainan dengan agama atau bentuk-bentuk pengetahuan yang lain, ilmu membatasi diri hanya kepada kejadian-kejadian yang bersifat empiris, selalu berorientasi terhadap dunia empiris.[6]

2.      Epistemologi
Epistemologi membahas secara mendalam segenap proses yang terlibat dalam usaha untuk memperoleh pengetahuan. Dengan kata lain, epistemologi adalah suatu teori pengetahuan. Ilmu merupakan pengetahuan yang diperoleh melalui proses tertentu yang dinamakan metode keilmuan. Kegiatan dalam mencari pengetahuan tentang apapun selama hal itu terbatas pada objek empiris, dan pengetahuan tersebut diperoleh dengan mempergunakan metode keilmuan. Secara garis besar ada tiga aliran dalam bidang epistemologi, yaitu:
a. Rasionalisme
Adalah aliran yang berpendirian bahwa sumber pengetahuan terletak pada akal.
b. Empirisme
Adalah aliran yang berpendirian bahwa sumber pokok pengetahuan manusia diperoleh melalui pengalaman (indera-indera), akal hanya di pandang sebagai sejenis penampungan yang secara pasif menerima hasil-hasil penginderaan tersebut. Empirisme dalam filsafat ilmu dapat lebih mengindahkan keharusan untuk mengubah dan mencocokkan sistem ilmu.
c. Kritisme (Rasionalime Kritis)
Adalah aliran yang berpendirian bahwa sumber pengetahuan itu merupakan hasil akal pikiran dan pengalaman.
Rasionalisme kritis dengan tegas mengatakan bahwa rasionalitas suatu ilmu tidak pernah secara berat sebelah dapat dicari pada kekuatan nalar ilmiah sendiri, melainkan justru pada keterbukaan terhadap kenyataan empiris.[7]

3.      Aksiologi
Aksiologi (Kattsoff, 1986) ialah ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakikat nilai. Secara garis besar ada tiga pandangan tentang hakikat nilai, yaitu:
a. Subjektivisme, nilai menurut pengikut aliran ini sepenuhnya berhakikat subjektif. Nilai-nilai merupakan reaksi-reaksi yang diberikan oleh menusia sebagai pelaku dan keberadaannya tergantung pada pengalaman-pengalaman mereka.
b. Objektivisme yang dapat dibagi menjadi objektivisme logis dan objektivisme metafisik
1)      Objektivisme logis, mengatakan bahwa nilai-nilai merupakan kenyataan-kenyataan ditinjau dari ontologi, namun tidak terdapat dalam ruang dan waktu.
2)       Objektivisme metafisik, mengatakan bahwa nilai-nilai merupakan unsur-unsur objektif yang menyusun kenyataan.[8]

  1. Hubungan dan Manfaat Landasan Ontologi, Epistimologi, dan Aksiologi dalam Landasan Penelaahan Ilmu

Ilmu merupakan cabang pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri tertentu. Setiap jenis pengetahuan mempunyai ciri-ciri yang spesifik mengenai apa Ontologi, bagaimana Epistemologi, dan untuk apa Aksiologi pengetahuan tersebut disusun. Ketiga landasan ini sangat berkaitan antar satu dengan lainnya. Hingga membentuk sebuah hubungan dalam menggkaji sebuah ilmu seperti, apa yang dikaji oleh pengetahuan itu (ontologi)? Bagaimana cara mendapatkan pengetahuan itu (Epistemologi)? Serta untuk apa pengetahuan termaksud digunakan (Aksiologi)? Dengan ketiga jawaban dari ketiga pertanyaan ini maka dengan mudah kita dapat membedakan berbagai jenis pengetahuan yang terdapat dalam hasanah kehidupan manusia. Hal ini memungkinkan kita untuk mengenali berbagai pengetahuan yang ada, seperti ilmu, seni, dan agama serta meletakan mereka pada tempatnya masing-masing yang saling memperkaya kehidupan kita. Tanpa mengenal ciri-ciri pengetahuan dengan benar maka bukan saja kita tidak dapat memanfaatkan kegunaanya secara maksimal namun kadang kita salah dalam menggunakannnya, seperti dikacaukan dengan seni, ilmu di konfigurasikan dengan agama.

DAFTAR  PUSTAKA


Daoed Yeosef, 1986, Pancasila, Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan, Panitia Seminar
Pancasila Sebagai Orientasi Pengembangan Ilmu,Yogyakarta.
Diari, 2010, Landasan Penelaahan Ilmu Pengetahuan, http://gaul. Blogspot.com, (online).20 Mei 2010
Endang Saifuddin Anshari, 1987, Ilmu Filsafat dan Agama, Bina Ilmu Surabaya.
Jujun S. suriasumantri.2001, Filsafat Ilmu,Sebuah pengantar populer. Jakarta. Pustaka Sinar Harapan.
Soedjono Soemargono, 1983, Filsafat Ilmu pengetahuan, Nur Cahaya, Yogyakarta.
Soeroso M. Prawirohardjo, 1983, Pidato Pengukuhan Guru Besar ; Peranan Meta Etik
di Balik Kebijaksanaan Ilmu pengetahuaan, Gama Press, Yogyakarta.
The Liang Gie,1984, Konsepsi tentang Teknologi, Yayasan Studi Ilmu dan Teknologi,
Yogyakarta.
Yueken, M.SJ, 1968, Philoshopy and Teoretical Science, Majlis Ilmu Pengetahuan
Indonesia, Jakarta.


[1] Mahmud Hamdi Zahruq, Al-Ghozali Sang Sufi Sang Filosof (Bandung: Balai Pustaka, 1978), hal. 33.  
[2] H.H. Bilgrami dan S.A. Ashraf, The Concept of  The Islamic Unifersity (Cambridge: Hodder and
Stoughton and the Islamic Acedemy, 1985), hal. 12.
[3] Jujun S. Suriasumantri, Ilmu dalam prespektif (Jakarta: Gramedia, 1987), hal. 14.
[4] T.J. Alwani, Islamization of Attitudes and Practices in Science and Technology ( T.tp.: the Association of  Muslim Scientists and engineers and International Institute of Islamic Thought, 1989),hal. 9
[5] Diari, Landasan Penelaahan Ilmu Pengetahuan. (Rabu 03 February 2010 @ 13.17 WIB)
[6] Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu. (Liberty yogyakarta 2002) hal. 90
[7] Diari, Landasn Penelaahan Ilmu Pengetahuan. (Rabu 03 Februari 2010, @ 13.17 WIB)
[8] Diari, Landasan penelaahan Ilmu Pengetahuan (Rabu 03 Februari 2010, @ 13.17 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih Atas Partisipasinya